Solok-Beritasatunews.id | Kehadiran mantan Bupati Syamsu Rahim dalam syukuran atas kemenangan Cabup JFP, membuat suasana acara makan Gulai Kambing sejumlah Jemaah Masjid Haji Alius sangat meriah dan bergelaktawa.
Acara syukuran yang digelar selepas Zuhur pada Selasa (24/12/2024), seakan menjadi sindiran pedas bagi yang tidak mendukung kemenangan Cabup JFP, pada Pilkada 2024 di Kabupaten Solok ini.
Semula suasana di warung Khatik sebelah masjid tempat digelar hajat nazar telah ramai orang menunggu kedatangan JFP. Entah kebetulan setindak kemudian datanglah Wabup JFP dan bersamaan turun pula Syamsu Rahim dari mobilnya dan langsung disambut Walinagari Koto Gaek Mardi. Sambil bersalaman, Pak SR begitu sapaan akrabnya langsung memberikan joke telak ke Walinagari setempat.
“Ohh…lai sato lo pak wali syukuran mah (ohh ikut juga pak wali syukuran ya),” sindir SR.
Menariknya, pembuka acara yang diawali protocol, sesi SR tampil sebagai pengantar sambutan, mengamini tagline Sejuk dan damai yang diusung JFP. Cuma ada sedikit gambaran, kalau dalam analisa perpolitikan perjalanan Pilkada ini.
“Yang jelas seperti Walinagari, merupakan intervensi dari pemegang kekuasaan,” ulasnya.
Namun kalau bisa diklasifikasikan tingkat keterlibatan dalam dukung-mendukung, ada stadium IV, stadium III, Stadium II dan I.
“Kalau sudah stadium IV, itu sudah tidak bisa ditoleransi lagi. Karena ini tidak saja mendukung malah ikut menggerakkan secara massif,” ujarnya.
Berbeda yang stadium I atau II, itu mungkin karena intervensi, dan ia tidak ikut mendorong dan mengumpulkan massa.
Sementara dalam arena Pilkada Kabupaten Solok 2024 ini, jamak orang tahu, bahwa hubungan Bupati Epyardi yang mengusung istrinya duet Emiko-Irwan dan Wabup JFP duet H.Chandra maju sendiri, baru tiga bulan duet menjalankan roda pemerintahan sudah pecah kongsi.
Klimaksnya pada kontestasi kali ini, banyak pejabat terutama Eselon II terutama Kepala Dinas/Badan dan Kantor, hingga Kabag maupun Camat sampai Walinagari seolah bagai Tim Sukses yang tidak menginginkan JFP jadi Bupati.
Mereka mulai dari Sekda hingga pejabat utama tersebut, sering rapat membahas suksesi di rumah dinas yang ditempati Bupati Epyardi. Bahkan massif nya ini, sampai-sampai berbagai kegiatan terintegrasi seluruh OPD dengan garansi dana APBD berpihak ke Emiko dan membredel gerakan JFP.
Sadisnya kala itu, jangankan untuk berfoto, bersalaman bersilaturrahmi saja dengan JFP, menjadi catatan.
Mungkin berkat suara rakyat yang tidak menginginkan Dinasti Politik yang sedang dibangun oleh rival JFP, maka jadilah sebuah kemenangan JFP menjadi gelombang suara rakyat.
Nah, mungkin stadium IV inikah yang dimaksud mantan Bupati SR terhadap para pejabat di lingkungan Pemkab Solok ?. * B1N-Ys