Ragam  

4 Jenderal Berpeluang Menjadi Panglima Kostrad

4 Jenderal Berpeluang Menjadi Panglima Kostrad
Foto: Istimewa

JakartaBeritasatunews.id: 4 jenderal berpeluang menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad). Hal itu dikatakan Pengamat Militer dari Institut for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, Jumat (14/1/2022).

Keempat nama tersebut adalah:

  1. Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, 
  2. Mayjen TNI Agus Subiyanto, 
  3. Mayjen TNI Teguh Pujo Rumekso,
  4. Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa.

Diketahui, 4 jenderal nama yang disampaikan Fahmi tersebut saat ini menjabat sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam).

Menurut Fahmi, pengalaman 4 jenderal antara lain Maruli, Agus, Teguh, dan I Nyoman Cantiasa sebagai Pangdam tersebut menjadi modal utama, jika nantinya satu di antara mereka ditunjuk sebagai Pangkostrad.

Namun, jika pengisian Pangkostrad mempertimbangkan aspek senioritas, maka Fahmi menilai, nama Maruli dan Agus tak masuk dalam daftar prioritas.

Pasalnya, Maruli Simanjuntak dan Agus Subiyanto sama-sama merupakan lulusan Akademi Militer 1992

Sementara, masih ada sejumlah senior di generasi Akademi Militer (Akmil) 90-an yang layak, memiliki prestasi, dan kaya pengalaman seperti Teguh Pujo Rumekso dan I Nyoman Cantiasa.

“Maruli yang merupakan alumni Akmil 1992 tidak akan berada di prioritas pertama karena ada sejumlah senior di generasi Akmil 90-an yang juga layak, memiliki prestasi, dan kaya pengalaman,” terang Fahmi seperti dikutip dari kompas.com.

Sebagai informasi, jabatan keempat jenderal saat ini, yaitu:

  • Maruli Simanjuntak yang merupakan menantu Luhut Binsar Pandjaitan menjabat sebagai Pangdam IX/Udayana.
  • Agus Subiyanto yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Danpaspampres, kini menjadi Pangdam III/Siliwangi.
  • Teguh Pujo Rumekso yang merupakan mantan Danpuspenerbad, saat ini menjabat sebagai Pangdam VI/Mulawarman.
  • I Nyoman Cantiasa yang pernah menjadi Danjen Kopassus, saat ini menjabat Pangdam XVIII/Kasuari.

Diketahui, setelah kosong selama dua bulan, kursi Pangkostrad akan segera terisi setelah Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti) digelar.

“Tinggal nunggu Wanjakti-nya saja. Wanjakti itu akan dilakukan dalam seminggu, paling lama dua minggu dari sekarang,” ujar Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Kamis (13/1/2022).

Ia menjelaskan pelaksanaan Wanjakti memang biasanya digelar setiap tiga bulan sekali agar tidak menyita waktu.

“Ini hanya soal waktu saja, semuanya ‘kan sudah ada rantai komandonya. Kalau komandan berhalangan, masih ada wakilnya. Jadi semuanya tetap berfungsi,” tegasnya.

Ketika ditanyakan kenapa jabatan Pangkostrad masih kosong setelah ditinggalkan Jenderal Dudung Abdurachman sejak dua bulan lalu.

Andika Perkasa membeberkan alasan, untuk memastikan tak ada tarik menarik kepentingan yang mengakibatkan jabatan Pangkostrad masih kosong.

4 Jenderal Berpeluang Menjadi Panglima Kostrad
Jenderal Andika Perkasa. (Foto: Ist)

Sebaliknya, pembahasan calon Pangkostrad masih didiskusikan pihak internal.

“Jadi kalau tarik-menarik sama sekali tidak ada. Kami menyiapkan konsep ini secara keseluruhan dan Wanjakti itu biasanya dilakukan setiap tiga bulan sekali,” kata Andika di Kejaksaan Agung RI, Jakarta, Jumat (14/1/2022).

Sementara itu, Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, mempertanyakan mengapa posisi Pangkostrad masih kosong hingga saat ini.

Padahal, jabatan tersebut sudah ditinggalkan Dudung ketika dilantik menjadi KSAD baru pada 17 November 2021 lalu.

Ia menilai seharusnya posisi Pangkostrad segera diisi lantaran Kostrad merupakan satuan besar sehingga memerlukan komando dan pengendalian yang pasti.

“Sebaiknya Panglima Kostrad, panglima satuan besar setingkat Kostrad itu harus segera diisi. Ini sudah sekian bulan tidak diisi, lalu ada apa?”

“Ini saya berharap sebagai anggota Komisi I, ya segera diisi,” ujarnya.

Hasanuddin lebih lanjut mengungkapkan, Pangkostrad tetap perlu diisi meski posisi kepala staf serta tiga panglima divisi masih lengkap.

Ia menegaskan sebuah satuan tempur di lingkungan TNI semestinya memiliki panglima sebagai komandan satuan.

“Jangan sampai ada kesan bahwa Kostrad itu tidak terlalu penting, kesannya nanti tidak bagus,” ujar Hasanuddin.

“Prosedur di TNI itu kalau namanya satuan tempur ya harus ada komandan. Itu prinsip. Masa satuan tempur kosong terus, kenapa?” tambahnya.

Ia pun membeberkan kriteria Pangkostrad, yaitu harus mempunyai track record yang baik. Selain itu, Pangkostrad yang baru nanti setidaknya memiliki pengalaman di Kostrad. * B1N/Ril