Langkat–Beritasatunews.id | Kapolres Langkat, AKBP Danu Pamungkas Totok SH SIK, Minggu (6/2/2022) membantah ada kejadian perkelahian hingga menyebabkan 2 korban meninggal dunia di salah satu Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di wilayah hukum Polres Langkat.
Jadi pemberitaan di salah satu media online, yang memberitakan tentang ada perkelahian di salah satu PKS di Desa Paya Mabar, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, gara-gara antrian dan menyebabkan 2 korban meninggal dunia.
Kapolres Langkat juga membantah kasusnya diduga ditutup-tutupi pihak perusahaan dan tidak terendus pihak kepolisian. “Itu tidak benar dan tidak ada kejadian di wilayah hukum Polres Langkat,” katanya.
Dijelaskan AKBP Danu Pamungkas Totok, setelah Unit Pidum Sat Reskrim Polres Langkat melakukan penyelidikan, peristiwa seperti yang diberitakan tersebut tidak dapat dibuktikan.
Hasil penyelidikan, peristiwa tersebut tidak berada di wilayah hukum Polres Langkat.
Satreskrim juga melakukan penyelidikan ke PKS milik ES seperti yang diberitakan tersebut, dan telah memanggil 2 orang perwakilan dari pihak PKS, yakni Yudi dan Ikmal serta 2 orang saksi, Wulan dan Syahrial Ginting.
Hasilnya, tidak pernah ada terjadi perkelahian yang berujung pada kematian di PKS tersebut.
Video terkait perkelahaian itu pertama kali diterima oleh SG dan Wul dari temannya berinisial DS. Video itu diterima DS, warga Lubuk Pakam, Deliserdang itu dari sebuah grup whatsapp.
“Dari keterangan DS, dia mendapatkan video itu dari grup whatsapp ‘Solid Korwil Sumut’. Grup itu terdiri dari perkumpulam sopir truk di wilayah Sumatera, mulai dari Lampung hingga Aceh. Hasil dari penyelidikan, kejadian itu bukan di wilayah hukum Polres Langkat,” jelas Kapolres Langkat.
Terpisah, Syahrial Ginting/SG memberikan kesaksian, bahwa kejadian seperti pemberitaan salah satu media online tersebut tidak terjadi di PKS tempatnya bekerja.
“Video yang saya dapat dari rekan saya DS, tidak terjadi di PKS Tapos ataupun di wilayah hukum Polres Langkat,” katanya.
Sebelumnya, sempat viral, pemberitaan dengan judul ‘Diduga Gegara Nomor Antrian, Berujung Maut’ itu yang dibaca netizen disalah satu media siber.
Diantara alenia dalam pemberitaan itu, ditulis hanya karena diduga nomor antrian memasukkan buah kelapa sawit, dua orang tewas bersimbah darah dengan masing-masing luka menganga di bagian kepala. Sementara ada seorang lainnya mengalami luka di bagian pergelangan tangan kirinya.
Keributan berdarah yang menyebabkan kehilangan nyawa tersebut, menurut informasi, terjadi di salah satu pabrik brondolan kelapa sawit di Desa Paya Mabar, Kecamatan Stabat, Langkat, Minggu (30/1/2022) kemarin.
Sayangnya, peristiwa penghilangan nyawa orang lain yang terjadi di salah satu pabrik brondolan kelapa sawit tersebut, tidak terendus pihak kepolisian. Karena ada dugaan, pihak pemilik pabrik dan karyawan menutup-nutupi kasus itu.
Terkait pemberitaan itu, Kapolres Langkat terusik hingga memberikan klarifikasi kebenaran berita yang diyakini hoax itu. * B1N-Sfn